Apa saja Situs AI Detector Indonesia? Sekarang, deteksi konten AI bukan cuma urusan dosen atau editor media besar. Di dunia digital marketing, SEO, dan bahkan dunia akademik, kita semua mulai sadar pentingnya memastikan tulisan kita benar-benar “manusiawi.” Saya sering menemukan tulisan tim yang sudah rapi tapi terasa datar—seperti hasil AI yang belum disentuh tangan manusia. Nah, di sinilah AI Detector jadi senjata utama.
Saya sudah uji beberapa situs deteksi AI yang gratis, tanpa login, dan mendukung Bahasa Indonesia, dan hasilnya cukup mengejutkan. Di artikel ini, saya akan bagikan 5 situs terbaik versi 2025 yang bisa kamu pakai langsung tanpa ribet.
5 Situs AI Detector Indonesia Gratis Tanpa Login

1. SmallSEOTools AI Content Detector
Situs ini paling ringan dan langsung jalan. Kamu cukup tempel teks, klik “Detect,” dan hasilnya muncul.
Kelebihan utama: gak perlu login dan sudah support Bahasa Indonesia.
Kelemahannya, hasilnya agak generik—biasanya hanya menampilkan “AI generated” tanpa detail skor.
Tetapi untuk pemakaian cepat, ini efisien banget.
2. Smodin AI Content Detector
Smodin terkenal karena dukungan multibahasanya. Interface-nya bersih, hasil deteksi cepat, dan menandai bagian yang diduga hasil AI.
Versi gratis punya batas karakter (sekitar 2.000 kata), tapi untuk konten harian masih sangat usable.
Saya sering pakai ini untuk mengecek artikel bilingual (campuran Indonesia-Inggris) dan hasilnya cukup stabil.
3. Rephrase.info AI Detector
Rephrase memberikan transparansi tinggi dalam hasil. Mereka menjelaskan proses analisis, bukan hanya hasil akhir.
Yang menarik, gak ada batas login dan klaimnya unlimited use.
Untuk Bahasa Indonesia, performanya konsisten.
Kalau kamu bekerja di agensi atau tim editorial, ini cocok banget untuk validasi cepat sebelum publish konten ke klien.
4. ZeroGPT
ZeroGPT termasuk pemain besar di dunia deteksi AI. Mereka klaim akurasi 98%, dan hasil tes saya membuktikan cukup tajam.
Namun, untuk Bahasa Indonesia kadang agak over-detect (tulisan manusia bisa dianggap AI).
UI-nya modern dan tetap gratis tanpa login, ideal untuk pengecekan terakhir sebelum konten tayang.
Saran saya: gunakan sebagai alat pembanding bersama Rephrase.
5. Grammarly AI Detector
Grammarly sudah lama jadi alat tulis profesional, dan kini punya detektor AI bawaan.
Antarmukanya rapi, integrasi dengan Chrome dan Docs sangat mudah.
Batas gratisnya memang kecil (sekitar 500 kata), tapi untuk teks pendek seperti caption atau press release, ini sudah cukup banget.
Keunggulannya adalah kecepatan dan kepraktisan, terutama bagi tim corporate.
Cara Menggunakan AI Detector dengan Efektif
- Tempel teks mentah (tanpa format rumit).
- Cek skor dan highlight.
- Jika bagian tertentu terdeteksi AI, ubah struktur kalimat atau tambahkan pengalaman pribadi.
- Ulangi cek sampai hasilnya netral.
Pro tip: gunakan dua alat berbeda untuk verifikasi silang agar hasil lebih akurat.
Saya pribadi pakai n8n untuk otomatisasi. Setelah artikel disusun, sistem langsung kirim teks ke API detektor.
Kalau skor AI di atas 70%, otomatis muncul notifikasi untuk revisi manual.
Sistem seperti ini bikin proses editing jauh lebih efisien, apalagi buat agensi konten dengan ratusan artikel per minggu.
Kesimpulan
Menjaga orisinalitas tulisan di era AI bukan cuma idealisme—tapi strategi bisnis.
Kelima situs di atas bisa bantu kamu tetap konsisten menghasilkan konten yang human-first, tanpa repot login atau bayar mahal.
Kalau disuruh pilih, saya pakai Rephrase.info untuk pemeriksaan utama dan ZeroGPT sebagai verifikasi akhir.
Dua kombinasi ini sudah cukup buat jaga kualitas konten dan reputasi di mata Google.

Baca berita teknologi terbaru di Bali Tech Talk
untuk insight seputar AI, digital marketing, dan otomasi konten terkini di Indonesia.
